Harga Emas Tetap Stabil Dampak Risalah FOMC

Risalah FOMC bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve bulan Oktober yang dirilis tadi malam tidak memberi tambahan indikasi pada penurunan suku bunga, sebabkan kurs rupiah cukup tertekan pada dolar pada siang ini. Mengutip beberapa sumber Rabu (22/11) pukul 12.00 WIB, kurs rupiah sedang diperdagangkan pada level Rp15.579 per dolar AS, melemah 139 poin atau 0,90% dibandingkan Selasa sore (21/11) yang ditutup di level Rp15.440 per dolar AS.

Sementara itu harga emas terpantau selamanya stabil di perdagangan Asia pada Rabu (22/11) sehabis sempat menyentuh level tertinggi didalam potensi tidak adanya kenaikan suku bunga sambungan oleh Federal Reserve mendorong arus masuk ke logam mulia.

Baca juga : Harga Emas Melambung Sepanjang Tahun 2023

Dikutip dari beberapa sumber valid lainnya pelemahan rupiah dipicu oleh sentimen pasar atas hasil pertemuan pejabat The Fed yang tidak memberi tambahan indikasi pada penurunan suku bunga. Risalah FOMC tunjukkan kalau pejabat The Fed bakal lebih waspada didalam memilih kebijakan suku bunga. Mereka juga mengisyaratkan cuma bakal tingkatkan suku bunga kalau upaya untuk mengendalikan inflasi goyah.

Emas mengalami serangkaian peningkatan kuat didalam lebih dari satu sesi terakhir, akibat lemahnya information tenaga kerja dan inflasi AS mendorong bertambahnya spekulasi bahwa Fed sudah selesai tingkatkan suku bunga. Namun prospek untuk logam mulia ini masih belum pasti, lebih-lebih mengingat bahwa the Fed bisa saja bakal mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama. Bank sentral sudah mengisyaratkan bahwa suku bunga bakal selamanya di atas 5% hingga setidaknya akhir 2024.

Prospek suku bunga yang lebih tinggi untuk sementara yang lebih lama menjadi tandanya jelek bagi emas, lantaran kenaikan suku bunga mendorong naiknya biaya kesempatan untuk berinvestasi didalam logam mulia. Gagasan ini sudah memukul emas sepanjang setahun terakhir, sementara Fed mengawali keliru satu siklus kenaikan suku bunga yang paling agresif. Logam kuning diperdagangkan naik nyaris 10% sejauh ini tahun 2023, dibantu oleh lebih dari satu permintaan safe haven imbas memburuknya suasana ekonomi global.

You may also like